Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian dan 24 Macam Majas

Pengertian Majas


Majas ialah gaya bahasa yang dipakai penulis untuk memberi tau sebuah pesan dengan cara imajinatif & kias. Hal ini bermanfaat membuat pembaca mendapat efek tertentu dari gaya bahasa tersebut yang cenderung ke arah emosional. Biasanya, majas bersifat tidak sebetulnya alias kias atau konotasi.

Pelajaranbro.com - Mengenai macam-macamnya, majas bisa dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu majas perbandingan, permengenaian, sindiran, & penegasan. Berikut ini ulasannya.
macam macam majas

Pengertian dan 24 Macam Majas

Majas Perbandingan


Jenis majas ini merupakan gaya bahasa yang dipakai untuk menyandingkan atau membandingkan sebuah objek dengan objek lain melewati proses penyamaan, pelebihan, atau pergantian. Dalam majas perbandingan, kawan-kawan bakal menjumpai beberapa subjenisnya.

1. Personifikasi

Gaya bahasa ini seakan menggantikan manfaat benda mati yang bisa bersikap layaknya manusia.

Contoh Majas: Daun kelapa tersebut seakan melambai kepadaku & mengajakku untuk segera bermain di pantai.

2. Metafora

Yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk ungkapan.

Contoh: Pegawai tersebut merupakan tangan kanan dari komisaris perusahaan tersebut. Tangan kanan merupakan ungkapan bagi orang yang setia & dipercaya.

3. Asosiasi

Yaitu membandingkan dua objek yang tidak sama, tetapi dianggap sama dengan pemberian kata sambung bagaikan, bak, atau contohnya.

Contoh: Kakak beradik tersebut bagai pinang dibelah dua. Artinya, keduanya mempunyai wajah yang sangat mirip.

4. Hiperbola

Yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal.

Contoh: Orang tuanya memeras keringat supaya anak tersebut bisa terus bersekolah. Memeras keringat artinya bekerja dengan keras.

5. Eufemisme

Gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kekurangan bagus dengan padanan yang lebih halus.

Contoh: Tiap universitas & perusahaan kini diwajibkan menerima difabel. Difabel menggantikan frasa “orang cacat”.

6. Metonimia

Yaitu menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada pada benda umum.

Contoh: Supaya haus cepat hilang, lebih bagus minum Aqua. Aqua di sini merujuk pada air mineral.

7. Simile

Hampir sama dengan asosiasi yang memakai kata hubungan bak, bagaikan, atau contohnya; hanya saja simile bukan membandingkan dua objek yang tidak sama, melainkan menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan.

Contoh: Kelakuannya bagai anak ayam kehilangan induknya.

8. Alegori

Yaitu enyandingkan sebuah objek dengan kata-kata kiasan.

Contoh: Suami ialah nakhoda dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Nakhoda yang dimaksud berarti pemimpin keluarga.

9. Sinekdok

Gaya bahasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro toto & sinekdok totem pro parte. Sinekdok pars pro toto merupakan gaya bahasa yang menyatakan sebagian unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda. Sementara itu, sinekdok totem pro parte ialah kebalikannya, yakni gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi.

Contoh:

Pars pro Toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan.

Totem pro Parte: Indonesia sukses menjuarai All England hingga delapan kali berturut-turut.

10. Simbolik

Gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap makhluk hidup lainnya dalam ungkapan.

Contoh: Perempuan tersebut terbukti jinak-jinak merpati.

Majas Pertentangan


Majas pertentangan merupakan gaya bahasa yang memakai kata-kata kias yang bermengenaian dengan maksud orisinil yang penulis curahkan dalam kalimat tersebut. Tipe ini bisa dibagi menjadi beberapa subjenis, yakni sebagai berikut.

1. Litotes

Berkebalikan dengan hiperbola yang lebih ke arah perbandingan, litotes merupakan ungkapan untuk merendahkan diri, meskipun kenyataan yang sebetulnya ialah yang sebaliknya.

Contoh: Selamat datang ke gubuk kami ini. Gubuk mempunyai artian sebagai rumah.

2. Paradoks

Yaitu membandingkan situasi orisinil atau fakta dengan situasi yang berkebalikannya.

Contoh: Di tengah ramainya pesta tahun baru, aku merasa kesepian.

3. Antitesis

Yaitu memadukan pasangan kata yang artinya bermengenaian.

Contoh: Film tersebut disukai oleh tua-muda.

4. Kontradiksi Interminis

Gaya bahasa yang menyangkal ujaran yang telah dipaparkan sebelumnya. Biasanya diikuti dengan konjungsi, contohnya kecuali atau hanya saja.

Contoh: Seluruh masyarakat terus sejahtera, kecuali mereka yang berada di perbatasan.

Majas Sindiran


Majas sindiran merupakan kata-kata kias yang terbukti tujuannya untuk menyindir seseorang atau perilaku & keadaan. Tipe ini terbagi menjadi tiga subjenis, yaitu sebagai berikut.

1. Ironi

Yaitu memakai kata-kata yang bermengenaian dengan fakta yang ada.

Contoh: Rapi sekali kamarmu hingga susah untuk mencari bagian kasur yang bisa ditiduri.

2. Sinisme

Yaitu memberi tau sindiran dengan cara langsung.

Contoh: Suaramu keras sekali hingga telingaku berdenging & sakit.

3.Sarkasme

Yaitu memberi tau sindiran dengan cara kasar.

Contoh: Kamu hanya sampah masyarakat tahu!

Majas Penegasan


Majas penegasan merupakan tipe gaya bahasa yang bermanfaat menambah pengaruh terhadap pembacanya supaya menyetujui sebuah ujaran atau kejadian. Tipe ini bisa dibagi menjadi tujuh subjenis, yaitu sebagai berikut.

1. Pleonasme

Yaitu memakai kata-kata yang bermakna sama jadi terkesan tidak manjur, tetapi terbukti sengaja untuk menegaskan sebuah hal.

Contoh: Ia masuk ke dalam ruangan tersebut dengan wajah semringah.

2. Repetisi

Gaya bahasa ini mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat.

Contoh: Dirinya pelakunya, dirinya pencurinya, dirinya yang mengambil kalungku.

3. Retorika

Yaitu memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak butuh dijawab.

Contoh: Kapan sempat terjadi harga barang kebutuhan pokok turun pada ketika menjelang hari raya?

4. Klimaks

Yaitu mengurutkan sesuatu dari tingkatan rendah ke tinggi.

Contoh: Bayi, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua seharuslahnya mempunyai asuransi kesehatan.

5. Antiklimaks

Berkebalikan dengan klimaks, gaya bahasa untuk antiklimaks menegaskan sesuatu dengan mengurutkan sebuah tingkatan dari tinggi ke rendah.

Contoh: Masyarakat perkotaan, perdesaan, hingga yang tinggi di dusun seharuslahnya sadar bakal kearifan lokalnya masing-masing.

6. Pararelisme

Gaya bahasa ini biasa terdapat dalam puisi, yakni mengulang-ulang sebuah kata dalam beberapa definisi yang tidak sama. Apabila pengulangannya ada di awal, disebut sebagai anafora. Tetapi, apabila kata yang diulang ada di bagian akhir kalimat, disebut sebagai epifora.

Contoh majas: Kasih tersebut sabar.
Kasih tersebut lemah lembut.
Kasih tersebut memaafkan.

7. Tautologi

Yaitu memakai kata-kata bersinonim untuk menegaskan sebuah kondisi atau ujaran.

Contoh: Hidup bakal terasa tenteram, damai, & tersanjung apabila seluruh anak buah keluarga saling menyayangi.

Posting Komentar untuk "Pengertian dan 24 Macam Majas"